Sepenggal Keluh Kesah dari Alun-alun Malang – detikTravel

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau
Alun-alun Malang, taman kota cantik yang dicari setiap wisatawan. Di tengah pandemi, ikon ini gelap gulita. Langit malam terasa muram malam itu, Sabtu 26 November 2021 lalu. Tulisan Alun-alun Malang yang bisanya ramai, terlihat sepi.
Air mancur alun-alun tak terlihat menyala. Lampu di sekitar taman padam. detikTravel mencoba mengitari taman kota. Satu bagian terlihat ramai, taman bermain alun-alun.
Di bagian ini, Anak-anak terlihat sibuk berlarian. Mereka memanjat wahana permainan dengan senyum yang mengembang. Lampu sorot menerangi area permainan. Beberapa pedagang asongan dan dua odong-odong mencoba mengais rejeki di sana.
“Sudah satu bulan taman anak-anak ini buka,” ucap Dari, supir dari odong-odong.
Dirinya bercerita bahwa taman ini mulai didatangi anak-anak. Tidak tiap hari, hanya di akhir pekan saja. “Hari libur paling. Apalagi ini musim hujan, sepi” tambahnya.
Di alun-alun sendiri ada tiga odong-odong yang beroperasi. Tapi malam itu, hanya ada dua. Satu odong-odong memiliki kapasitas 17 orang. Semua orang bisa naik, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Kalau dulu anak-anak mengantre untuk naik. Tapi tidak dengan sekarang. Pandemi membuat jumlah wisatawan menurun drastis.
Darji yang sudah bekerja sebagai supir odong-odong selama 8 tahun, begitu terasa dipukul pandemi. Pendapatannya tidak menentu tiap hari.
“Kadang cuma 3-5 orang, biasanya langganan. Jadi yaudah, dibawa aja, ” katanya pasrah.
Wisatawan yang naik odong-odong akan diajak untuk berkeliling area sekitar alun-alun. Selama 10 menit, lagu dari pemutar musik menemani wisatawan. Cahaya kerlap-kerlip odong-odong berpendar menyemarakkan perjalanan. Oh iya, tarifnya Rp 5.000 per orang, Anak-anak dan orang tua sama saja.
“Ya sebenarnya rugi, tapi mau gimana” keluh pelan.
Satu setengah tahun bukan waktu yang sebentar. Untuk mengakali pendapatan, Dari beralih profesi sebagai kuli bangunan. Setelah dibuka, ada sedikit harapan untuknya. “Ada lah 15-30 orang, ” jelasnya.
Dari dan sopir odong-odong lain mulai bekerja pukul 07.30-20.30 WIB setiap harinya. “Tapi kalau hujan enggak ada satu orang pun, jadi ya pulang. Harapannya, Malang tambah banyak wisatawan,” tutupnya.

source

× Pesan Travel