DAMPAK PPKM darurat yang diberlakukan di Pulau Jawa-Bali, membuat penumpang di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur merosot tajam. Tercatat sebelum pemberlakuan PPKM darurat di penerbangan yang berlaku pada 5 Juli 2021 lalu, penumpang yang tiba dan berangkat masih di kisaran di atas 10 ribu per harinya.
Stakeholder Relation Manager Bandara Juanda, Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, setelah PPKM darurat diterapkan sejak hingga 20 Juli 2021 kemarin, pergerakan penumpang hanya di kisaran 3.600 – 4.000 penumpang per harinya. Padahal di masa sebelum Bandara Juanda bisa melayani 14 – 15 ribu penumpang per harinya.
“Sebelum PPKM 14-15 ribu per hari, selama PPKM darurat, kami melayani 3.600-4.000 per hari selama 17 hari pemberlakuan PPKM darurat. Kalau ditotal selama PPKM darurat 61 ribu penumpang, kalau dirata-rata seharinya ketemu 3.600-4.000 per hari,” ucap Yuristo dikonfirmasi wartawan, Kamis (22/7/2021).
Mayoritas penumpang yang masih melakukan penerbangan baik yang tiba dan berangkat di Juanda, merupakan tujuan Jakarta atau tiba dari Jakarta. Di mana mayoritas mereka memang mempunyai kepentingan baik urusan pekerjaan atau kepentingan lain.
Baca juga: Mengintip Kargo Jenazah di Bandara Soekarno-Hatta, Punya Nyali?
(Foto: Okezone.com/Avirista Midaada)
“Pergerakan penumpang ini didominasi penerbangan domestik dari Jakarta dan ke Jakarta. Kalau untuk penerbangan internasional sangat sedikit, hanya kedatangan dari Singapura dan Malaysia, yang didominasi kepulangan pekerja migran,” bebernya.
Selain penurunan pergerakan penumpang di Bandara Juanda, sejumlah maskapai penerbangan juga terpaksa mengurangi intensitas penerbangan ke Bandara Internasional Juanda. Bila sebelum adanya PPKM darurat rata-rata jumlah penerbangan yang tiba dan berangkat sebanyak 150 penerbangan, jumlah itu menurun drastis di masa PPKM yang kini berubah nama jadi PPKM level 4.
“Sebelum PPKM darurat itu ada 150 penerbangan sehari, kalau sekarang dibawah 100 flights, ada 80 flights rata-rata per hari sejak 5 Juli 2021,” ungkapnya.
Selama masa PPKM darurat disebutkan pula, dokumen kesehatan di Bandara Juanda benar-benar dicek secara teliti. Hal ini untuk mengantisipasi adanya penularan Covid-19 dari penumpang lain.
“Selama PPKM aturan terbaru dokumen dari dan ke Pulau Jawa-Bali terbaru kan harus pakai tes swab PCR, jadi karena Bandara Juanda di Jawa maka ke manapun dan dari manapun menuju Juanda, harus pakai swab PCR, kalau untuk swab antigen hanya berlaku di luar Pulau Jawa-Bali, ya kita ikuti aturan yang ditentukan regulator dalam hal ini pemerintah,” paparnya.
Pihaknya pun juga menyiagakan vaksinasi Covid-19 di area Bandara Juanda selama stok vaksin masih ada. Sebab beberapa penumpang biasanya sudah membawa dokumen swab PCR, tapi belum melakukan vaksin Covid-19, sehingga bila memungkinkan vaksinasi bisa dilakukan di area bandara.
Baca juga: PPKM Diperpanjang, Gunung Kidul Konsisten Tutup Semua Tempat Wisata
“Kami menyediakan area vaksinasi untuk mendukung program vaksinasi Covid-19 pemerintah, sekaligus memudahkan penumpang melakukan vaksinasi, bisa dilaksanakan di bandara. Vaksinasi terakhir di hari Jumat kemarin ada 200 orang setiap hari. Jadi kita juga didukung teman – teman TNI AL, tapi vaksinasi ini juga bergantung pada stok yang ada,” terang Yuristo.
Untuk mengantisipasi adanya pemalsuan vaksinasi dan dokumen tes swab PCR, otoritas Bandara Juanda turut bekerjasama dengan pengamanan militer wilayah, mengintensifkan patroli di area-area bandara.
“Selama satu hari rutin kami melakukan sweeping patroli di area-area publik. Bila ada laporan KKP mengenai hasil PCR, atau dokumen vaksinasi yang mencurigakan, kami koordinasi dengan aviation security dan pamdal militer,” tandasnya.
Berita Terkait
Bagikan Artikel Ini
Berita Lainnya
© 2007 – 2022 Okezone.com,
All Rights Reserved