Hujan es mengguyur wilayah Kota Surabaya. BMKG Klas I Juanda Sidoarjo menyebut hujan es ini berasal dari adanya awan cumulonimbus atau CB.
Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Sidoarjo Teguh Tri Susanto mengatakan hujan es merupakan hujan yang berbentuk butiran es, yang mempunyai garis tengah kurang dari 5 milimeter.
Fenomena hujan es atau hail ini disebabkan adanya awan CB. Sehingga, hujan lebat yang masih berupa partikel padat baik es atau hail dapat terjadi, tergantung dari pembentukan dan pertumbuhan awan CB tersebut.
“Hujan es ini berasal dari awan cumulonimbus dengan cakupan luasan 3 hingga 5 kilometer,” kata Teguh di Surabaya, Senin (21/2/2022).
Teguh menambahkan hujan es biasanya terjadi dalam waktu singkat. Yakni mulai 3 hingga 5 menit saja.
Selain itu, hujan es ini terjadi karena adanya updraft atau aliran udara naik dalam awan cumulonimbus yang sangat kuat. Updraft yang kuat ini, kemudian mengakibatkan awan tumbuh dengan menjulang tinggi lebih dari 5 km.
“Ketika uap air dari bagian bagian bawah awan tertarik ke atas melewati lapisan titik beku atau freezing level, maka terjadi pengembunan secara tiba-tiba,” papar Teguh.
Selanjutnya, akan terjadi proses pembentukan es dengan ukuran sangat besar. Teguh menyebut ukuran es yang sangat besar akan jatuh ke bagian bawah awan dan akan meluruh.
“Saat jatuh ke permukaan bumi, butiran es tidak sepenuhnya mencair tetapi masih ada yang berbentuk es,” pungkasnya.