Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau Masuk
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Pemerintah akan kembali menyesuaikan regulasi pintu keluar masuk internasional di wilayah Jawa-Bali. Termasuk membuka Bandara Juanda untuk perjalanan umrah.
Hal itu disampaikan Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali sekaligus Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan persnya sesuai mengikuti rapat terbatas evaluasi PPKM yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara virtual, Senin (14/2/2022).
“Pemerintahan membuka keberangkatan kedatangan jemaah umroh melalui Bandar Udara (Bandara) Juanda Surabaya,” kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain itu, lanjut Luhut, Bandara Juanda juga akan menerima WNA dan WNI nonpekerja migran Indonesia (PMI) masuk ke Indonesia. Begitu juga dengan Bandara Ngurah Rai di Bali, akan dibuka untuk WNA dan WNI non-PMI dengan segala tujuan, tidak hanya untuk wisatawan.
“Pintu (masuk lewat) laut di Bali juga dibuka untuk WNA dan WNI yang datang menggunakan kapal pesiar, cruise atau layar,” ujar sang Menko Marves.
Pemerintah juga akan mengeluarkan kebijakan pengurangan durasi karantina untuk Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) baik WNA maupun WNI dari sebelumnya 5 hari menjadi 3 hari.
Kebijakan yang akan diterapkan mulai pekan depan itu diperuntukkan kepada PPLN yang telah menerima vaksin lengkap dosis pertama dan kedua, termasuk vaksin booster. Mereka juga wajib melakukan tes PCR mandiri saat masuk dan keluar dari lokasi karantina.
“Jika situasi terus membaik dan vaksinasi terus meningkat, tidak tertutup kemungkinan 1 April 2022 atau sebelum itu, PPLN tidak akan lagi menerapkan karantina terpusat. Ini bergantung pada situasi pandemi dan supaya kita mengendalikan penyebaran kasus,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menko Luhut menyampaikan bahwa COVID-19 varian Omicron diprediksi hanya dua kali lebih parah ketimbang flu biasa. Dia mengatakan, hal itu berdasarkan penelitian luar negeri yang mengkonfirmasi bahwa tingkat kematian akibat COVID-19 kini telah menurun.
“Pada pertengahan 2020 virus corona dideteksi 13 kali lebih mematikan ketimbang flu biasa. Namun, pada 2022 varian Omicron diprediksi hanya dua kali lebih mematikan dari penyakit flu. Jadi Omicron ini hanya dua kali lebih parah dari penyakit flu,” pungkas Luhut.
