Menelusuri Candi di Malang Raya Beserta Sejarahnya – IDN Times Jawa Timur

Regional
Kategori
Event
Channels
DOWNLOAD IDN APP SEKARANG!
Malang, IDN Times – Malang Raya kini terus mengalami perkembangan pembangunan yang cukup pesat. Namun, di masa lalu, Malang Raya memiliki sejarah yang cukup panjang. Utamanya berkaitan dengan era kerajaan yang berkembang di tanah Jawa. Buktinya di sekitar wilayah Malang Raya banyak ditemukan bangunan candi dari berbagai era kerajaan. Cukup banyak candi yang tersebar di wilayah Malang Raya. Hal itu semakin menunjukkan bahwa Malang memiliki sejarah yang panjang. Berikut 6 diantaranya. 
Candi pertama yang paling dikenal tentu Candi Singosari. Lokasi candi berada di Jl Kertanegara, Candirenggo, atau tepat dua kilometer sebelah barat Pasar Singosari. Candi tersebut diperkirakan dibangun pada tahun 1300 masehi atau pada era akhir kerajaan Singosari.
Candi tersebut sengaja dibangun untuk memberi penghormatan kepada raja terakhir Kerajaaan Singosari yakni Raja Kertanegara. Berdasarkan keterangan sejarah, Raja Kertenegara harus gugur atas pemberontakan bawahannya sendiri yakni Jayakatwang. Kerajaan Singosari sendiri merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia.
Candi Singosari juga menjadi salah satu tujuan wisata. Setiap harinya, Candi Singosari beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Harga tiket untuk bisa masuk ke Candi Singosari sangat terjangkau yakni hanya Rp5000 saja. 
Baca Juga: Wisata Belanja, 7 Mal yang Ada di Malang Raya 
Berikutnya adalah Candi Kidal. Sama seperti Candi Singosari, Candi Kidal juga merupakan peninggalan Kerajaan Singosari. Candi Kidal berada di Desa Rejokidal, Tumpang, Kabupaten Malang. Dibangun pada tahun 1248 masehi untuk menghormati sosok Anusapati, raja kedua Kerajaan Singosari yang tewas ditangan Panji Tohjaya. Anusapati memimpin kerajaan Singosari selama 20 tahun mulai dari 1227-1248. Kematian Anusapati sendiri merupakan bagian dari perebutan kekuasaan di Kerajaan Singosari. Kejadian tersebut juga disebut sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring yang tewas dibunuh oleh Ken Arok.
Secara karakteristik, Candi Kidal memang kental dengan nuansa Jawa Timuran. Sempat mengalami pemugaran pada tahun 1990. Sampai saat ini, Candi Kidal tetap terawat dengan baik dan bisa dinikmati secara langsung setiap harinya mulai pukul 08.00-17.00 WIB. 
Candi Jago atau dikenal juga dengan nama Candi Jajaghu merupakan peninggalan Kerajaan Singosari. Candi Jago berada di Jl Wisnuwardhana, Ronggowuni, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang atau 22 kilometer sebelah selatan Candi Singosari. 
Candi Jago berlatar agama Buddha Tatyrayana. Buktinya adalah keberadaan arca berbentuk Amoghapasa, bentuk tatris dan disertai pengiring-pengiringnya. Arca tersebut diketahui merupakan perwujudan dari Dara Wisnuwardhana yang tak lain adalah raja keempat Kerajaan Singosari yang meninggal tahun 1280 masehi.
Candi Jago sendiri terbilang cukup unik lantaran bagian atasnya hanya tersisa sebagian saja. Berdasarkan cerita warga setempat, hal itu terjadi karena sambaran petir. Pembangunan Candi Jago sendiri dilakukan pada era pemerintahan Raja Kertanegara sekitar tahun 1268-1280 Masehi. Pembangunan dilakukan oleh Kertanegara untuk menghormati ayahandanya yakni Wisnuwardhana. 
Tak hanya di wilayah Kabupaten Malang, di Kota Malang juga ada candi yang cukup dikenal yakni Candi Badut. Tepatnya berada di Jl Raya Candi VD, Karangwidoro, Karangbesuki, Kota Malang. Berbeda dengan candi-candi lain di kawasan Malang Raya seperti Candi Singosari, Candi Kidal atau Candi Jago. Candi Badut lebih bercorak seperto candi-candi yang ada di Jawa Tengah. Diperkirakan candi tersebut dibangun pada kisaran tahun 760 Masehi. 
Candi Badut sendiri dikaitkan dengan temuan prasasti di Kelurahan Merjosari. Prasasti berbehasa sanskerta dan berhuruf Jawa Kuno. Isi prasasti menceritakan tentang Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Secara bentuk, Candi Badut memiliki kemiripan dengan Candi Dieng. Hal itu kemudian menguatkan dugaan bahwa pembangunan Candi Badut di masa lalu terpengaruh oleh candi-candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. 
Satu lagi candi yang cukup memiliki sejarah panjang adalag Candi Sumberawan. Candi Sumberawan berada di Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari. Secara umum Candi Sumberawan memiliki bentuk yang cukup unik. Pasalnya Candi Sumberawan hanya berbentuk stupa. Candi ini disebut merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit dan digunakan untuk aktivitas peribadatan umat Budha pada masa itu. Bentuk stupa dari Candi Sumberawan menunjukkan latar belakang keagamaan dari candi tersebut. 
Berdasarkan berapa literatur, Candi Sumberawan disebut pernah dikunjungi oleh Raja Majapahit yakni Hayam Wuruk sekitar tahun 1359 Masehi. Saat itu, Hayam Wuruk tengah melakukan perjalanan keliling Jawa Timur dan mengunjungi berbagai lokasi.  
Candi Songgoriti berada di Jl Raya Songgoriti, Songgokerto, Kota Batu. Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 929-947 Masehi. Era ini merupakan era Kerajaan Mataram Kuno yang dipimpin oleh Mpu Sindok. Pembangunan candi tersebut juga sebagai penanda pemindahan kekuasaan kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. 
Candi Songgoriti sendiri ditemukan pertama kali oleh warga Belanda bernama Van Ijsseldijk pada tahun 1799. Kemudian pada tahun 1849 dilakukan perbaikan oleh seorang arkeolog Belanda bernama Rigg. Lalu pada tahun 1863, perbaikan dilanjutkan oleh seseorang bernama Brumund. Renovasi total pernah dilakukan oleh belanda pada tahun 1921-1938 dan menjadikan Candi Songgoriti seperti saat ini. 
Baca Juga: Informasi Wisata Coban Jahe Malang: Lokasi, Harga Tiket, dan Tips 
IDN Times Community
Stella Azasya
Stella Azasya
Izza Namira
Klara Livia
kamu sudah cukup umur belum ?

source