Bisnis.com, MALANG — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang menilai inflasi Kota Malang pada Februari masih tetap terjaga. Namun demikian, pengamat mengingatkan perlu mewaspadai inflasi-April yang diperkirakan akan naik karena tekanan administered price dan volatile food karena tekanan kondisi global dan momentum Ramadan-Idulfitri.
Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan berdasarkan rilis inflasi BPS, pada periode Februari 2022 Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen (mtm), 0,70 persen (ytd) dan 2,41 persen (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,59. Realisasi inflasi Kota Malang tercatat lebih tinggi dari Jawa Timur dan Nasional, masing-masing sebesar 0,05 persen (mtm) dan -0,02 persen (mtm).
“Secara umum, inflasi pada bulan Februari 2022 didorong oleh kenaikan harga berbagai kelompok pengeluaran,” katanya, Senin (7/3/2022).
Kelompok tersebut yakni kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil sebesar 0,11 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,09 persen, kelompok transportasi sebesar 0,05 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen
Tiga Kelompok stabil tidak mengalami perubahan harga, yakni kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok pendidikan, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. Selanjutnya, kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi dengan andil -0,11 persen.
Berdasarkan komoditasnya, kata dia, lima komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar yaitu mobil dengan andil sebesar 0,06 persen (mtm), sabun detergen bubuk/cair sebesar 0,06 persen (mtm), daging ayam ras sebesar 0,05 persen (mtm), bawang merah sebesar 0,05 persen (mtm) dan biaya keamanan sebesar 0,03 persen (mtm).
Kenaikan harga mobil sejalan dengan berlanjutnya koreksi harga pasca berakhirnya insentif pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM-DTP) khususnya untuk mobil dengan harga penjualan diatas Rp250 juta.
Kenaikan harga sabun detergen bubuk/cair, menurut dia, disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku oleokimia yang merupakan produk turunan minyak sawit di tengah kenaikan harga crude palm oil (CPO) dunia.
Inflasi yang lebih tinggi, ujar Samsun, tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas seperti minyak goreng dengan andil sebesar -0,15 persen (mtm), telur ayam ras sebesar -0,09 persen (mtm), cabai rawit sebesar -0,05 persen (mtm), dan angkutan udara sebesar -0,03 persen (mtm).
Intervensi pemerintah untuk menekan lonjakan harga minyak goreng berdampak pada penurunan harga. Sementara itu penurunan harga telur ayam ras disebabkan oleh surplus produksi telur ayam ras sehingga pasokan meningkat.
Bank Indonesia Malang tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Daerah serta konsisten dalam mengarahkan ekspektasi inflasi melalui program – program TPID guna mengendalikan inflasi 2022 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0 persen ± 1 persen.
Disamping itu, BI Malang dan Pemerintah Daerah juga terus berupaya untuk mendorong kegiatan ekonomi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan meningkatkan daya beli masyarakat seiring dengan akselerasi vaksinasi Covid-19 sebagai bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, mengingatkan Pemerintah Kota Malang harus bersiap dengan sinyal-sinyal kenaikan harga selama Maret-April karena kebijakan penyesuaian harga BBM (pertamax) dan gas non subsidi.
Tekanan inflasi ke depan, dia menilai, tidak hanya dari sisi administered price tetapi potensi inflasi dari volatile food masih terus menghantui. Harga daging, kedelai, dan cabe rawit yang sudah mulai merangkak naik berpotensi melejit karena kenaikan permintaan menjelang Ramadan dan Idulfitri.
Selain itu, ketidakpastian global karena invasi Rusia akan memberikan tekanan pada komoditi energi (minyak dan gas) dan CPO sebagai bahan baku minyak goreng dan campuran biodiesel.
Beberapa sinyal ini tentunya harus sudah masuk radar system early warning TPID, sehingga Langkah antisipatif dapat ditempuh. Operasi pasar terbuka bukan satu-satunya dan bersifat jangka pendek. Oleh karena itu perlu upaya yang berkelanjutan dalam menjaga kestabilan harga. Kerja sama dengan daerah penghasil komoditi dan para pemasok (distributor) komoditas pangan strategis perlu diperkuat untuk memastikan ketersedian pasokan dan keterjangkauan harga. (K24)
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Bergabung dan dapatkan analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda.