Benteng Kedung Cowek Surabaya, Saksi Bisu Serangan 10 November 1945
KOMPAS.com – Peringatan Hari Pahlawan tahun ini jatuh pada Rabu (10/11/2021), dan menjadi momentum untuk mengenang kembali jasa pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Hari Pahlawan erat kaitannya dengan pertempuran 10 November 1945 yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran yang terjadi antara Inggris dan pejuang Indonesia itu menjadi peristiwa yang melatarbelakangi peringatan Hari Pahlawan.
Di Surabaya, kamu masih bisa menjumpai sejumlah bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu pertempuran besar tersebut. Salah satunya adalah Benteng Kedung Cowek.
Benteng tersebut berada di bagian timur sebelum wisatawan melintasi Jembatan Suramadu, atau lebih tepetnya terletak di kawasan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: 24 KA dari Jakarta Bisa Ditumpangi Secara Gratis Saat Hari Pahlawan
Dilansir dari Antara, Benteng Kedung Cowek merupakan peninggalan dari pemerintah Hindia Belanda yang telah dibangun sekitar tahun 1915-an.
Benteng Kedung Cowek berdiri di lahan seluas 71.876 meter persegi. lahan tersebut merupakan teritori Kodim 0831/Surabaya Timur.
Meski sempat terbengkalai, Benteng Kedung Cowek merupakan benteng peninggalan Belanda yang cukup kokoh. Selain itu, benteng ini juga dilengkapi meriam sebagai senjata untuk menembak kapal milik musuh.
Sayangnya, belum sempat menembakkan satu peluru meriam pun, Belanda terpaksa menyerahkan benteng tersebut saat Jepang menguasai Nusantara, termasuk pulau Jawa.
Baca juga: Sambut Hari Pahlawan, Ada Tiket Gratis Kereta Api untuk Nakes, Guru, dan Veteran
Mengutip Antara, Benteng Kedung Cowek juga menjadi saksi bisu atas Peristiwa 10 November 1945. Benteng ini menjadi tempat pertahanan Pasukan Sriwijaya dalam peristiwa tersebut.
Pasukan Sriwijaya merupakan sekelompok pemuda yang sebagian besar berasal dari Tapanuli, Aceh, Deli, dan beberapa daerah di Sumatera.
Kelompok pemuda ini awalnya hanya berniat singgah di Surabaya namun berjumpa dengan pemimpin pasukan tempur Arek-arek Surabaya Wiliater Hutagalung.
Para pemuda tersebut kemudian membentuk pasukan untuk mempertahankan kemerdekaan yang saat itu terancam olah kedatangan sekutu. Pasukan tersebut dinamakan Pasukan Sriwijaya.
Banteng Kedung Cowek kemudian menjadi pusat pertahanan dari pasukan Sriwijaya. Terdapat sejumlah meriam yang dibentengi dengan tembok beton yang kokoh di kawasan tersebut.
Baca juga: Hari Pahlawan, Begini Sejarah Taman Makam Pahlawan Kalibata
Benteng Kedung Cowek secara resmi ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada Mei 2020 silam. Penetapan tersebut dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Sebelum menetapkan benteng tersebut sebagai bangunan cagar budaya, pemerintah telah melakukan penggalian data dan uji material.
Berdasarkan penelitian dan uji material tersebut, diketahui bahwa Benteng Kedung Cowek telah berusia lebih dari 100 tahun.
Baca juga: Rayakan Hari Pahlawan, Kunjungi 5 Museum di Jakarta
Benteng Kedung Cowek tak hanya menawarkan nilai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Benteng ini juga menyajikan pemandangan Selat Madura bagi wisatawan yang berkunjung.
Wisatawan juga bisa menjumpai pepohonan rimbun di sekitar benteng.
Bangunan benteng tidak mengalami pemugaran yang artinya seluruh bagian merupakan bangunan asli.
Benteng ini dulu digunakan oleh pemerintah Belanda untuk mengantisipasi adanya serangan musuh dari arah Pantai Utara Surabaya. Posisi benteng yang menghadap laut lepas membuat pasukan dengan mudah melumpuhkan kapal lawan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Kunjungi kanal-kanal Sonora.id
Motivasi
Fengshui
Tips Bisnis
Kesehatan
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.