5 Tempat di Surabaya untuk Memperingati Hari Pahlawan
KOMPAS.com – Pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945 menjadi peristiwa yang melatarbelakangi munculnya peringatan Hari Pahlawan.
Peristiwa tersebut meninggalkan jejak di berbagai sudut wilayah Surabaya, Jawa Timur. Jejak-jejak tersebut dapat berupa bangunan ataupun infrastruktur bersejarah.
Baca juga: Sambut Hari Pahlawan, Ada Tiket Gratis Kereta Api untuk Nakes, Guru, dan Veteran
Berikut ini adalah sejumlah bangunan dan infrastruktur bersejarah yang menjadi jejak perjuangan warga Surabaya melawan pasukan sekutu:
Monumen Tugu Pahlawan menjadi salah satu bangunan ikonik jika berbicara tentang Hari Pahlawan. Tugu yang terletak di Jalan Pahlawan, Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya ini dibangun secara khusus dengan tujuan mengenang peristiwa 10 November 1945 silam.
Monumen ini memiliki tinggi 41,15 meter atau setara dengan 45 yard yang melambangkan tahun kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Tugu Pahlawan dibangun dengan 10 lengkungan yang terbagi atas 11 ruas. Jumlah lengkungan dan ruas tersebut menjadi simbol dari Hari Pahlawan.
Tugu Pahlawan diresmikan oleh Presiden Pertama Indonesia Soekarno pada 10 November 1952.
Setelahnya, dilakukan sejumlah renovasi dan pembangunan fasilitas pendukung lainnya di kawasan tersebut.
Salah satunya adalah Muesum Sepuluh Nopember yang dibangun sekitar tahun 1999. Museum tersebut berisi replika ilustrasi pertempuran di Surabaya tahun 1945.
Wisatawan juga bisa menjumpai kumpulan pidato Bung Tomo untuk mengobarkan semangat pemuda dalam pertempuran tersebut.
Untuk dapat mengunjungi Museum Sepuluh Nopember, wisatawan perlu membayar mulai dari Rp 5.000 per orang.
Baca juga: Tugu Pahlawan, Jejak Pertempuran 10 November di Surabaya
Benteng Kedung Cowek merupakan sebuah benteng peninggalan Belanda yang terletak di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya.
Berdasarkan penelitian dan uji material yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, benteng ini telah berusia lebih dari 100 tahun. Benteng Kedung Cowek diperkirakan telah berdiri sekitar tahun 1915.
Benteng Kedung Cowek menjadi markas dari pasukan Sriwijaya. Pasukan ini merupakan kelompok yang dibentuk oleh sejumlah pemuda untuk melawan tentara sekutu yang saat itu menguasai Surabaya.
Wisatawan dapat menjumpai bangunan benteng di kawasan tersebut, serta menikmati pemandangan Selat Madura yang berada tak jauh dari lokasi.
Baca juga: Benteng Kedung Cowek Surabaya, Saksi Bisu Serangan 10 November 1945
Gedung Internatio menjadi kawasan pertama yang jatuh ke tangan tentara sekutu pada November 1945. Gedung ini juga menjadi markas tentara Inggris pada masa itu.
Lokasinya kini berada di Krembangan Selatan, Krembangan, Surabaya, Jawa Timur. Gedung Internatio dulunya bernama Internatio Willamplein.
Baca juga: 24 KA dari Jakarta Bisa Ditumpangi Secara Gratis Saat Hari Pahlawan
Salah satu bangunan bersejarah tersebut telah berdiri sejak tahun 1927. Kawasan ini berbatasan dengan Jembatan Merah dan Jembatan Merah Plaza.
Gedung Internatio juga berada tak jauh dari Gedung Cerutu dan Gedung Polwiltabes.
Seperti Monumen Tugu Pahlawan, Jembatan Merah juga menjadi salah satu lokasi bersejarah yang ada di Kota Surabaya.
Sesuai namanya, bangunan ini berupa jembatan berwarna merah yang memiliki peran penting pada masa pendudukan VOC di Surabaya. Infrastruktur ini dulunya menghubungkan kawasan Kalimas dengan Gedung Karesidenan Surabaya.
Kawasan Jembatan merah dulunya menjadi kawasan perniagaan karena perjanjian antara Paku Buwono II dan VOC pada 11 November 1743.
Jembatan tersebut dulunya terbuat dari kayu, namun kini telah direnovasi dan diganti menjadi besi.
Secara fisik, Jembatan Merah terlihat mirip dengan jembatan pada umumnya. Yang membedakan hanyalah warna merah di bagian pagar jembatan.
Baca juga: Tur Sejarah di Hotel Majapahit Surabaya, Tidak Menginap Juga Bisa Ikut
Hotel Majapahit menjadi lokasi peristiwa perobekan bagian warna biru dari bendera Belanda menjadi Bendera Merah Putih. Hotel ini dulunya bernama Yamato namun berubah nama menjadi Hotel Majapahit.
Hotel Yamato atau Majapahit ini telah berdiri sejak tahun 1910. Awalnya bangunan ini diperuntukkan bagi kaum elite Belanda yang tinggal di Surabaya.
Pada zaman kolonial, hotel ini bernama Hotel Oranje yang didirikan oleh Sakies Bersaudara dari Amerika Serikat.
Baca juga: Hari Pahlawan, Kisah Hotel Majapahit Surabaya yang Legendaris
Selama pendudukan Jepang di Tanah Air, hotel ini berubah nama menjadi Hotel Yamato.
Hotel Majapahit terletak di Jalan Tunjungan Nomor 65, Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya.
Hotel Majapahit kini menjadi salah satu hotel bintang lima di Surabaya. Setidaknya ada 143 kamar dengan fasilitas lengkap yang tersedia di Hotel Majapahit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Kunjungi kanal-kanal Sonora.id
Motivasi
Fengshui
Tips Bisnis
Kesehatan
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.